Contoh6.6 SolusiCerdas Sebuah teropong bintang memiliki lensa objektif dengan jarak fokus 150 cm dan Teropong bintang memiliki lensa okuler dengan jarak fokus 30 cm. Teropong bintang tersebut dipakai untuk melihat perbesaran anguler 10 kali.
Teropong medali disebut juga keker astronomi n kepunyaan kekuatan bikin mengamati benda langit. Contoh benda yang dapat diamati dengan teropong tanda jasa adalah, galaksi, komet, bintang, kala tanda jasa, dan enggak sebagainya. Benda langit yang diamati menggunakan keker medali akan terbantah lebih dekat dan makin raksasa dari plong pengamatan tanpa teropong. Besar perbesaran benda yang dihasilkan teropong medali boleh dihitung melalui rumus perbesaran teropong tanda jasa. Bayangan benda nan dihasilkan teropong medali boleh menciptakan menjadikan pengamat bikin melihat dengan bertambah jelas. Besar bayangan benda yang dihasilkan teropong tanda jasa dan panjag teropong dipengaruhi janjang fokus lensa yang digunakan. Bagaimana persamaan yang bermain plong rumus perbesaran bayangan plong teropong bintang? Apa hubungan panjang lensa nan digunakan dengan panjang teropong? Sobat idschool dapat mencari jawabannya melalui ulasan di sumber akar. Proses Pembentukan Bayangan puas Cak semprong Tanda jasa Teropong bintang menunggangi dua biji kemaluan diversifikasi lensa konvergen atau lensa konfeks kanta positif pada bagian lensa obyektif dan okuler. Lensa obyektif adalah babak kanta yang akrab dengan obyek maupun benda nan diamati. Sedangkan lensa optis adalah bagian lensa yang dekat dengan ain pengamat. Proses pembentukan bayangan pada teropong medali merupakan kombinasi proses pembentukan gambaran dengan dua suryakanta cembung. Lensa obyketif pada teropong bintang digunakan cak bagi menangkap nur yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda langit. Benda yang di amati terwalak lalu jauh sob = ∞ sehingga kanta obyektif akan menghasilkan cerminan di titk fokus kanta obyektif. Bayangan benda nan dibentuk kanta obyektif bersifat nyata, tertunggang, dan diperkecil. Paparan berpangkal lensa obyektif dipandang sebagai benda makanya suryakanta okuler. Oleh lensa visual, paparan benda oleh lensa obyektif akan dibiaskan dengan dua kondisi pengamatan. Kedua jenis pengamatan tersebut yakni pengamatan dengan netra berakomodasi maksimum dan indra penglihatan tak berakomodasi. Mata Berakomodasi Maksimum Lensa visual akan membentuk bayangan benda melalui cahaya individual yang dimiliki kanta setelah kanta obyektif membentuk bayangan benda. Bayangan benda nan dibentuk lensa obyektif dipandang sebagai benda maka itu lensa optis. Sorot khusus pecah lensa okuler akan mebiaskan bayangan benda tersebut menjadi gambaran benda yang baru. Bayangan benda maka itu lensa obyektif terletak antara pusat lensa dan fokus lensa visual ruang I. Benda yang terletak lega ruang I lensa kolong memiliki bayangan benda dengan adat maya, tegak, dan diperbesar. Proses pembentukan gambaran pada teropong bintang plong netra berakomodasi maksimum diberikan seperti berikut. Hasil akhir gambaran yang diamati oleh mata adalah hasil bayangan oleh lensa visual dengan sifat tertunggang dan diberbesar. Pengamatan lega teropong bintang dengan netra berakomodasi maksimum terjadi saat cerminan yang dibentuk lensa okuler terban di titik dekat ain sok’ = –sn. Sejumlah catatan nan perlu diperhatikan pada proses pembentukan bayangan pada teropong bintang untuk ain berakomodasi maksimum Jarak bayangan oleh lensa obyektif jatuh tepat di titik fokus lensa obyektif sob’ = fob Bayangan benda oleh lensa okuler jatuh di titik hampir mata sok’ = –sn Hierarki keker setimbang dengan penjumlahan panjang titik api lensa obyektif fob dan jarak gambaran benda kanta obyektif ke lensa visual sok. Baca Pun Kekuatan Lensa Cembung dan Cekung Alat penglihatan Tak Berakomodasi Pengamatan menggunakan teropong bintang dengan mata tak berakomodasi terjadi saat kondisi mata rileks atau tidak sedang konsentrasi penuh. Pada pengamatan dengan mata lain berakomodasi, letak titik fokus lensa obyektif berimpit dengan tutul fokus lensa visual. Sehingga, jarak paparan benda maka itu lensa obyektif ke lensa okuler seperti janjang fokus kanta okuler. Bayangan benda oleh lensa obyektif terwalak tepat di titik fokus lensa okuler. Benda yang terletak di bintik fokus lensa cembung menghasilkan bayangan benda nyata, tertuntung, di jauh tidak hingga. Pembentukan bayangan pada teropong tanda jasa dengan mata tak berakomodasi bisa dilihat sebagaimana berikut. Pengamatan menggukan teropong bintang dengan netra tak berakomodasi menghasilkan bayangan akhir pada titik jauh alat penglihatan sok’ = ∞. Plong gambar proses pembentukan bayangan menunjukkan dua buah kilauan pantul yang sejajar. Beberapa catatan nan teradat diperhatikan pada proses pembentukan paparan pada cak semprong bintang untuk mata berakomodasi maksimum Jarak bayangan oleh suryakanta obyektif jatuh tepat di titik fokus lensa obyektif sob’ = fob Noktah titik api lensa obyektif berimpit dengan titik fokus lensa okuler Fob = Fok Jarak bayangan oleh suryakanta obyektif ke lensa visual sama dengan panjang fokus kanta okuler sok = fok Gambaran benda maka dari itu lensa visual jatuh di tak sebatas sok’ = ∞ Tahapan keker begitu juga pencacahan tingkatan titik api lensa obyektif fob dan panjang titik api lensa okuler fok. Baca Lagi Pembentukan Gambaran puas Lup Rumus Perbesaran Bayangan Benda oleh Teropong Bintang Cak semprong medalion mendukung kita mengumpulkan cahaya-kurat yang lain jatuh ke mata kita, memfokuskannya, dan mengarahkan langsung ke mata. Benda yang diamati terletak pada jarak tidak terjumlahkan sob = ∞ sehingga memenuhi persamaan sob’ = fob. Dengan kata tidak, bayangan oleh lensa objektif terletak di titik fokus kanta obyektif penggalan belakang. Cerminan lega lensa okuler pada pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum terletak di dekat maka sok’ = –sn. Sehingga, lensa visual berlaku paralelisme sebagai halnya berikut. Perbesaran anguler pada keker bintang adalah perbesaran kuantitas yang dihasilkan oleh teropong medali. Besarnya perbesaran angur yang dihasilkan teropong medalion merupakan perbandingan sudut rukyah menggunakan keker bintang dengan sudut penglihatan tanpa menggunakan teropong bintang. Bintang sartan, perbesaran lega teropong medalion boleh dihiting menerobos persamaan berikut. Atau, perbesaran yang dihasilkan teropong bintang boleh diperoleh melalui paralelisme berikut. Keterangan M = perbesaran gambaran fob = tahapan titik api lensa objektif fok = panjang fokus lensa okuler sn = titik dekat indra penglihatan lazim sok = jarak bayagan benda oleh lensa obyektif ke suryakanta okuler Baca Kembali Mandu Menghitung Perbesaran Paparan Benda yang Dihasilkan Mikroskop Konseptual Soal Perbesaran Cak semprong Tanda jasa dan Pembahasan Beberapa contoh soal di bawah dapat digunakan untuk menambah kesadaran bahasan materi rumus perbesaranproses pembentukan bayangan pada teropong. Setiap contoh tanya yang diberikan dilengkapi dengan pembahasannya. Sobat idschool boleh menggunakan pembahasan tersebut perumpamaan tolak ukur kesuksesan mengerjakan cak bertanya. Selamat belajar! Teoretis 1 – Tanya Pembentukan Bayangan pada Teropong Medalion Jarak bintik jago merah kanta obyektif dan visual mulai sejak teropong bintang berturut-turut adalah 150 cm dan 30 cm. Bila teropong bintang dipakai oleh mata normal yang bukan berakomodasi maka panjang teropong itu adalah ….A. 210 cmB. 180 cmC. 150 cmD. 120 cmE. 30 cm Pembahasan Berdasarkan keterangan nan diberikan pada cak bertanya bisa diperoleh informasi-mualamat sebagai halnya berikut. Jarak fokus lensa obyektif fob = 150 cm Jarak bintik jago merah lensa okuler fok = 30 cm Pengamatan dengan alat penglihatan biasa sn = 25 Variasi pengamatan tak berakomodasi Menghitung panjang teropong tanda jasa untuk pengamatan dengan mata absah lain berakomodasi. d = fob + fok = 150 + 30= 180 cm Jawaban B Contoh 2 – Soal Perbesaran Keker Bintang Perhatikan bentuk! Perbesaran teropong untuk mata enggak berakomodasi bersendikan gambar di atas adalah ….A. 14,5 bisa jadiB. 12,5 mana tahuC. 11,5 kaliD. 10,5 bisa jadiE. 9,5 kali Baca Pun Pembentukan Bayangan sreg Netra Pembahasan Diketahui Panjang titik api suryakanta obyektif fob = 100 cm Panjang fokus suryakanta okuler fok = 8 cm Jenis keker yang digunakan teropong tanda jasa karena tersusun berpunca dua suryakanta cembung/kanta konvergen Pengamatan dilakukan dengan indra penglihatan lain berakomodasi fasilitas paling kecil Ditanya M perbesaran teropong Perbesaran total cak semprong M = fob/fok M = 100/8 M = 12,5 kelihatannya Bintang sartan, Perbesaran cak semprong untuk mata tidak berakomodasi berdasarkan rajah di atas yaitu 12,5 kali. Jawaban B Teoretis 3 – Soal Perbesaran Teropong Bintang Pembahasan Berdasarkan keterangan nan diberikan plong soal dapat diperoleh informasi-mualamat seperti berikut. Jarak antara lensa obyektif dan optis l = 126 cm Panjang titik api lensa visual fok = 6 cm Tahapan fokus lensa obyektif fob = 120 cm Pada gambar proses pembentukan bayangan plong teleskop di atas dihasilkan garis lurus sejajar yang signifikan gambaran pada jarak lain berhingga. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pengamatan dilakukan dengan alat penglihatan tak berakomodasi maupun akomodasi paling kecil . Menghitung perbesaran aguler total yang dihasilkan M = fob/fok = 120/6 = 20 kali Jawaban B Demikianlah tadi ulasan proses pembentukan paparan puas keker atau teleskop serta rumus perbesaran nan dihasilkannya. Terimakasih sudah mengunjungi idschooldotnet, semoga bermanfaat! Baca Kembali Rasam Paparan Benda nan Dihasilkan Lengkap Datar
Soal1: Sebuah teropong bintang memiliki jarak fokus obyektif 70 cm dan jarak fokus okuler 4 cm. Tentukan perbesaran sudut teropong dengan mata tidak berakomodasi! Solusi: karena fob = 70 cm; fok = 4 cm M = fob/fok M = 70 / 4 M = 17,5 kali Soal 2 Sebuah teropong diarahkan ke bintang, menghasilkan perbesaran anguler 20 kali.
Home » Kongkow » Materi » Teropong Bintang - Selasa, 14 September 2021 1500 WIB Contoh soal dan pembahasan teropong termasuk teropong bintang, astronomi, perbesaran sudut teropong dan panjang teropong / jarak antara lensa objektif dan okuler dibahas di materi fisika untuk kelas 10 SMA. Soal No. 1 Teropong bintang dengan perbesaran anguler 10 kali. Bila jarak titik api obyektifnya 50 cm, maka panjang teropong... A. 5 cm B. 35 cm C. 45 cm D. 50 cm E. 55 cm Ebtanas 1989 Pembahasan Data dari soal di atas adalah fob = 50 cm M = 10 kali Panjang teropong = d = ....... Dengan asumsi mata si pengamat tidak berakomodasi saat memakai teropong, berikut rumus-rumus yang digunakan untuk menyelesaikan soal di atas. Masukkan data Soal No. 2 Sifat dan kedudukan bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif sebuah teropong bintang... A. nyata, terbalik dan tepat di titik fokus lensa obyektif B. nyata, tegak dan tepat di titik fokus lensa okuler C. nyata, tegak dan tepat di titik fokus lensa obyektif D. maya, terbalik dan tepat di titik fokus lensa okuler E. maya, terbalik dan tepat di titik fokus lensa obyektif Pembahasan Objek terletak di sangat jauh, sehingga bayangan akan jatuh tepat di titik fokus lensa objektif dengan sifat nyata dan terbalik. Soal No. 3 Sebuah teropong bintang memiliki jarak fokus obyektif 160 cm dan jarak fokus okuler 4 cm. Tentukan perbesaran sudut teropong dengan mata tidak berakomodasi! Pembahasan Data fob = 160 cm fok = 4 cm M =........ M= fob/fok M = 160 / 4 M = 40 kali Soal No. 4 Sebuah teropong bintang memiliki jarak fokus obyektif 70 cm dan jarak fokus okuler 4 cm. Tentukan perbesaran sudut teropong dengan mata tidak berakomodasi! Pembahasan Data fob = 70 cm fok = 4 cm M =........ M= fob/fok M = 70 / 4 M = 17,5 kali Soal No. 5 Sebuah teropong diarahkan ke bintang, menghasilkan perbesaran anguler 20 kali. Jika jarak fokus obyektifnya 100 cm, maka jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler teropong tersebut adalah.... A. 120 cm B. 105 cm C. 100 cm D. 90 cm E. 80 cm Ebtanas 1994 Pembahasan Data soal adalah M = 20 kali fob = 100 cm d = .... Seperti soal pertama Soal No. 6 Sebuah teropong dipakai untuk melihat bintang yang menghasilkan perbesaran anguler 6 kali. Jarak fokus lensa obyektif 30 cm, jarak fokus okulernya mata tak berakomodasi adalah... A. 3,5 cm B. 5 cm C. 7 cm D. 10 cm E. 30 cm Ebtanas 2005 Pembahasan Data yang bisa diambil M = 6 kali fob = 30 cm fok =.... M = fob/fok fok = fob / M fok = 30 / 6 = 5 cm Soal No. 7 Sebuah teropong bintang memiliki jarak fokus obyektif 75 cm dan jarak fokus okuler 5 cm. Tentukan perbesaran sudut teleskop dengan mata berakomodasi pada jarak 25 cm! Pembahasan fob = 75 cm fok = 5 cm S'ok = −25 cm M =........ Dengan rumus teropong untuk mata berakomodasi pada jarak tertentu Menentukan jarak bayangan dari lensa okuler dulu Jadi perbesarannya Soal No. 8 Sebuah teropong bintang memiliki jarak fokus lensa obyektif 120 cm dan jarak fokus lensa okuler 5 cm. Hitung panjang teropong saat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum, gunakan titik dekat mata 25 cm! Pembahasan Data fob = 120 cm fok = 5 cm Mata berakomodasi maksimum -> artinya s'ok = −25 cm Panjang teropong d =...... Rumus panjang teropong bintang untuk mata berakomodasi pada jarak tertentu, temasuk juga untuk berakomodasi maksimum Menentukan sok Panjang teropong jadinya adalah Soal No. 9 Sebuah teropong bintang memiliki lensa obyektif dengan jarak fokus 100 cm dan lensa okuler dengan jarak fokus 5 cm. Teropong itu digunakan untuk mengamati benda langit dengan mata tak berakomodasi. Berapa cm lensa okuler harus digeser agar bayangan dapat ditangkap dengan jelas pada sebuah layar yang dipasang pada jarak 10 cm di belakang okuler dan kemana arah pergeserannya ? Ebtanas 1998 Pembahasan Data Teropong bintang dengan fokus lensa obyektif dan fokus lensa okuler berturut-turut fob = 100 cm fok = 5 cm Saat mata tidak berakomodasi, panjang teropongnya d dapat ditentukan seperti berikut dengan rumus spt soal d = 100 cm + 5 cm = 105 cm Permintaan soalnya, agar bayangan dapat ditangkap dengan jelas pada sebuah layar yang dipasang pada jarak 10 cm di belakang okuler artinya s’ok = 10 cm positif, karena dapat ditangkap layar, jadi bayangannya bersifat nyata. Dengan jarak fok = 5 cm dapat ditentukan jarak benda okuler sok Panjang teropongnya sekarang menjadi pake rumus soal nomor 8 d = 100 cm + 10 cm = 110 cm Panjangnya dari 105 cm menjadi 110 cm, jadi teropongnya harus digeser memanjang sejauh 110 − 105 = 5 cm. Kesimpulannya kl mau lebih singkat, cari sok kemudian kurangi dengan fok atau Pergeseran = sok − fok Soal No. 10 Sebuah teropong bintang memiliki panjang fokus lensa okuler 15 mm. Saat meneropong objek langit, citranya nampak jelas ketika jarak antara lensa obyektif dan okuler sebesar 945 mm. Jika diinginkan perbesaran menjadi 310 kali, maka lensa okuler tersebut harus diganti dengan okuler lain dengan panjang fokus A. 3 mm B. 5 mm C. 10 mm D. 20 mm E. 25 mm Soal Olimpiade Astronomi OSK 2013 Pembahasan Teropong bintang fok = 15 mm d = 945 mm Dicari dulu panjang fokus lensa obyektif fob = d − fok fob = 945 mm − 15 mm = 930 mm Diinginkan perbesaran sudut M nya 310 kali, dengan fokus lensa okuler yang diganti, M = fob / fok fok = fob / M fok = 930 / 310 = 3 mm Artikel Terkait Saat Gibran Menjual Barang dengan Harga Rp Gibran untung 20% dari Harga Beli. Berapa Harga Barang Tersebut? Dalam Sehari Kuli Bangunan Bekerja Sebanyak 9 jam. Setiap Minggu Dia Bekerja 5 hari Dengan Upah Hitunglah Luas Permukaan Tabung yang Berdiameter 28 cm dan Tinggi 12 cm! Sebuah Kemasan Berbentuk Tabung dengan Jari-jari alas adalah 14 cm. Jika Tinggi Tabung 15 cm, Tentukan Luas Permukaan Tabung Tersebut! Edo Memiliki Mainan Berbahan Kayu Halus Berbentuk Limas Segitiga. Tinggi Mainan Itu 24 cm, Alasnya Berbentuk Segitiga Siku-siku Hitunglah Volume Seperempat Bola dengan Jari-jari 10 cm Seorang Anak Akan Mengambil Sebuah Layang-layang yang Tersangkut di Atas Sebuah Tembok yang Berbatasan Langsung dengan Sebuah Kali Jika Diketahui Panjang Rusuk Kubus Seluruhnya 72 cm, Maka Volume Kubus Tersebut Adalah? Sebuah Bak Berbentuk Kubus dengan Panjang Sisi 7 dm Berisi 320 liter air. Agar Bak Tersebut Penuh Hitunglah Volume Kerucut Terbesar yang Dapat Dimasukkan ke dalam Kubus dengan Panjang Sisi 24 cm Cari Artikel Lainnya Sebuahteropong bintang mempunyai fokus lensa objektif 5m dan fokus lensa okuler 0,5 m. Jika pengamatan dilakukan dengan mata tak berakomodasi, maka perbesaran bayangan adalah - on study-assistant.com PertanyaanSebuah teropong diarahkan ke bintang menghasilkan perbesaran anguler 20 kali. Jika jarak fokus lensa obyektifnya 100 cm, maka jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler teropong itu adalah ....Sebuah teropong diarahkan ke bintang menghasilkan perbesaran anguler 20 kali. Jika jarak fokus lensa obyektifnya 100 cm, maka jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler teropong itu adalah .... 120 cm 105 cm 100 cm 95 cm 80 cm YMY. MaghfirahMaster TeacherJawabanjawaban yang benar adalah yang benar adalah M = 20 kali f o b ​ = 100 cm DitanyaPanjang teropong? Penyelesaian Untuk menyelesaikan soal ini digunakan asumsi bahwa pengamatan dilakukan dengan mata tidak berakomodasi. Jarak fokus lensa okuler dapat diketahui dengan M 20 f o k ​ ​ = = = ​ f o k ​ f o b ​ ​ f o k ​ 100 ​ 5 cm ​ sehingga jarak antara lensaobyektif dan lensa okuler teropong d ​ = = = ​ f o b ​ + f o k ​ 100 + 5 105 cm ​ Dengan demikian jawaban yang benar adalah Ditanya Panjang teropong? Penyelesaian Untuk menyelesaikan soal ini digunakan asumsi bahwa pengamatan dilakukan dengan mata tidak berakomodasi. Jarak fokus lensa okuler dapat diketahui dengan sehingga jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler teropong Dengan demikian jawaban yang benar adalah B. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!419Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!RNRani Nuldiva Situmorang Ini yang aku cari! Mudah dimengerti Makasih ❤️
Panjangsuatu teropong bintang pada .Teropong bintang memiliki f ob= 30 cm dan f ok = 2,5 cm. Perbesaran anguler dan panjang teropong untuk pengamatan mata tak
Dalam gerak melingkar terdapat dua jenis besaran fisika yang mempengaruhi gerak benda, yaitu besaran sudut anguler dan besaran linier tangensial. Lalu apa saja besaran-besaran sudut dan linear tersebut? Berikut ini adalah daftar besaran pada gerak melingkar yang sudah penulis rangkum dalam bentuk tabel. Tabel Besaran Anguler dan Besaran Tangensial pada Gerak Melingkar No. Besaran Sudut Anguler Besaran Linear Tangensial 1 Posisi sudut θ Panjang lintasan s 2 Kecepatan sudut Kecepatan linear v 3 Percepatan sudut α Percepatan tangensial at 4 Periode T Percepatan sentripetal as 5 Frekuensi f Jari-jari R Besaran sudut seperti posisi sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut merupakan besaran vektor. Sedangkan periode dan frekuensi adalah besaran skalar. Untuk besaran linear seperti kecepatan linear, percepatan tangensial dan percepatan sentripetal merupakan besaran vektor sedangkan panjang lintasan dan jari-jari merupakan besaran skalar. Berbicara mengenai vektor pasti tidak pernah lepas dengan arah gerak. Lalu tahukan kalian bagaimana arah besaran sudut dan linear tersebut pada gerak melingkar? Secara umum, untuk besaran sudut atau anguler, arahnya geraknya mengikuti arah gerak benda di sepanjang lintasan yang berbentuk lingkaran atau dengan kata lain ikut bergerak melingkar. Sedangkan untuk besaran linear atau besaran tangensial kecuali percepatan sentripetal arah geraknya selalu menyinggung lingkaran. Dengan kata lain arah gerak besaran tangensial selalu tegak lurus dengan jari-jari lingkaran. Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan gambar berikut ini. Jika kalian sudah paham mengenai besaran sudut dan linear pada gerak melingkar, sekarang saatnya kita mempelajarai bagaimana hubungan antara besaran anguler dengan besaran tangensial pada gerak melingkar. Hubungan antara kedua besaran tersebut sangat penting dalam menentukan rumus turunan yang diperlukan untuk menyelesaikan persoalan fisika yang berkaitan dengan gerak melingkar. Untuk itu silahkan kalian simak penjelasan berikut ini. 1 Hubungan Antara Posisi Sudut θ dengan Panjang Lintasan s Gambar di atas menunjukkan partikel P bergerak melingkar dengan sumbu tetap O dan jari-jari R. Jika partikel P bergerak dari titik A ke titik B dengan menempuh lintasan busur sepanjang s, sedangkan posisi sudut yang terbentuk antara titik A dan titik B adalah θ, maka diperoleh hubungan rumus sebagai berikut θ = s ……………………… pers. 1 R Dari persamaan 1 kita bisa mendapatkan rumus panjang lintasan lingkaran sebagai berikut s = θR …………………… pers. 2 Keterangan θ = posisi sudut rad s = busur lintasan m R = jari-jari m Persamaan 2 tersebut merupakan rumus hubungan antara besaran sudut yaitu posisi sudut dengan besaran tangensial yaitu panjang lintasan/busur lintasan. Contoh Soal 1 Sebuah benda bergerak melingkar dengan jari-jari lingkaran yang dibentuknya 80 cm. Tentukan posisi sudut dalam satuan radian dan derajat jika benda tersebut menempuh lintasan dengan panjang busur 6 cm. Penyelesaian Dalam radian θ = s/R θ = 6 cm/80 cm θ = 0,075 rad konversi satuan tidak diperlukan karena memiliki satuan yang sama Dalam derajat θ = 0,07557,3° θ = 4,30° 2 Hubungan Antara Kecepatan Sudut dengan Kecepatan Linear v v = s ……………………… pers. 3 t Jika kita subtitusikan persamaan 2 ke persamaan 3, maka kita peroleh rumus kecepatan tangensial pada gerak melingkar sebagai berikut v = θ R …………………… pers. 4 t Karena θ/t = , maka persamaan 4 menjadi v = R ………..…………… pers. 5 Keterangan v = kecepatan tangensial m/s = kecepatan anguler rad/s t = selang waktu s R = jari-jari lingkaran m Persamaan 5 inilah merupakan rumus hubungan antara kecepatan linear/tangensial dengan kecepatan sudut anguler. Contoh Soal 2 Sebuah balok kecil berada di tepi meja putar yang berjari-jari 0,4 m. Mula-mula meja berputar dengan kecepatan sudut 20 rad/s. Karena mengalami percepatan maka kecepatan sudutnya berubah menjadi 50 rad/s setelah bergerak selama 15 s. Berapakah kecepatan linear awal dan akhir balok tersebut? Penyelesaian Diketahui R = 0,4 m 0 = 20 rad/s = 50 rad/s t = 15 s. Ditanya kecepatan linear awal v0 dan kecepatan linear akhir v v0 = 0 × R v0 = 20 × 0,4 v0 = 8 m/s v = × R v = 50 × 0,4 v = 20 m/s 3 Hubungan Antara Percepatan Sudut α dengan Percepatan Linear at at = v ……………………… pers. 6 t Jika kita subtitusikan persamaan 5 ke persamaan 6, maka kita peroleh rumus percepatan tangensial pada gerak melingkar sebagai berikut at = R …………………… pers. 7 t Karena /t = α, maka persamaan 7 menjadi at = αR ………..…………… pers. 8 Keterangan at = percepatan tangensial m/s2 α = percepatan anguler rad/s2 R = jari-jari lingkaran m Persamaan 8 inilah merupakan rumus hubungan antara percepatan linear/tangensial dengan percepatan sudut anguler. Contoh Soal 3 Dari contoh soal 2, tentukan percepatan tangensial balok! Penyelesaian Untuk menghitung percepatan tangensial, kita harus mengetahui dahulu nilai percepatan anguler dari balok tersebut yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut α = – 0/t α = 50 – 20/15 α = 2 rad/s2 Dengan menggunakan persamaan 8, maka besar percepatan tangensial yang dialami balok adalah sebagai berikut at = αR at = 2 × 0,4 = 0,8 m/s2 4 Hubungan Antara Kecepatan Sudut dengan Percepatan Sentripetal as Dalam gerak melingkar beraturan GMB, percepatan sentripetal atau percepatan radial dirumuskan sebagai berikut as = v2 ……………………… pers. 9 R Jika kita subtitusikan persamaan 5 ke persamaan 9, maka kita peroleh rumus percepatan radial pada gerak melingkar sebagai berikut as = R2 R as = 2R ……………… pers. 10 Keterangan as = percepatan sentripetal m/s2 = kecepatan anguler rad/s R = jari-jari lingkaran m Persamaan 10 inilah merupakan rumus hubungan antara percepatan sentripetal pada besaran linear dengan kecepatan sudut pada besaran sudut. Contoh Soal 4 Sebuah titik berada di tepi sebuah CD yang berjari-jari 4 cm. CD tersebut berputar di dalam CD Player dengan kecepatan sudut 3 rad/s. Tentukan percepatan sentripetal pada titik tersebut! Penyelesaian Diketahui R = 4 cm = 0,04 m = 3 rad/s maka dengan menggunakan persamaan 10, percepatan sentripetal titik tersebut adalah as = 2R as = 32 × 0,04 as = 0,36 m/s2 atau 36 cm/s2 5 Hubungan Antara Periode T, Frekuensi f dengan Percepatan Sentripetal as Ketika suatu benda melakukan gerak melingkar satu kali putaran penuh maka besar sudut tempuhnya adalah θ = 2π, dimana waktu untuk melakukan satu kali putaran adalah periode T, sehingga kecepatan sudut dirumuskan sebagai berikut = 2π ……………………… pers. 11 T Jika persamaan 11 kita subtitusikan ke persamaan 10, maka rumus percepatan sentripetal akan menjadi seperti di bawah ini. as = 2π/T2R as = 4π2R ……………………… pers. 12 T2 Karena 1/T = f, maka persamaan 12 dapat kita tuliskan sebagai berikut as = 4π2f2R ……………………… pers. 13 Keterangan as = percepatan sentripetal m/s2 T = periode s f = frekuensi Hz R = jari-jari lingkaran m Persamaan 12 dan persamaan 13 merupakan rumus hubungan antara percepatan sentripetal atau percepatan radial dengan periode dan frekuensi gerak melingkar. Contoh Soal 5 Sebuah piringan hitam sedang berputar dengan kecepatan sudut 30 rpm. Berapakah percepatan sentripetal sebuah titik putih yang berada 5 cm dari pusat piringan tersebut? Penyelesaian Diketahui = 30 rpm = 30/60 putaran/s = 0,5 putaran/s R = 5 cm = 0,05 m Ditanya as as = 4π2f2R f = 0,5 Hz frekuensi di definisikan sebagai jumlah putaran per detik as = 4 × 3,142 × 0,52 × 0,05 as = 0,49 m/s2. Dengan demikian jika semua persamaan atau rumus hubungan antara besaran sudut anguler dengan besaran linier tangensial kita kumpulkan jadi satu, maka kita peroleh penting dalam kinematika gerak melingkar, yaitu sebagai berikut Nama Besaran Rumus Panjang Busur Lintasan s = θR Kecepatan Linear Tangensial v = R Percepatan Linear Tangensial at = αR Percepatan Sentripetal radial as = 2R as = 4π2R T2 as = 4π2f2R Demikianlah artikel tentang hubungan antara besaran sudut anguler dengan besaran linear tangensial pada gerak melingkar. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya. Apabilaorang itu memiliki titik dekat mata 30 cm dan ingin memperoleh pembesaran anguler maksimum maka kartu suara ditempatkan di depan lup pada jarak? 8.5 cm e. 9.5 cm. 3. Berapa panjang maksimum dan minimum sebuah teropong panggung yang mempunyai lensa objektif dengan jarak focus 20 cm dan lensa okulernya berjarak focus 5 cm Gambar 1 Dalam teropong bintang merupakan jenis teropong bias, karena objektifnya berfungsi membiaskan cahaya, jarak fokus objektif lebih besar daripada jarak fokus okuler fob > fok, lihat gambar 2. Pembentukan bayangan teropong bintang kira-kira seperti pada gambar 2a. Benda-benda yang diamati misalnya bintang, bulan dan sebagainya letaknya sangat jauh, sehingga sinar-sinar sejajar menuju ke lensa objektif. Dua kumpulan sinar-sinar sejajar yang berasal dari bagian atas bintang dan bagian bawah bintang membentuk bayangan nyata dan terbalik I di bidang fokus lensa objektif. Selanjutnya bayangan nyata tersebut dilihat oleh lensa okuler sebagai benda. Pengamatan bintang-bintang di langit berlangsung berjam-jam. Agar mata tidak lelah, pengamatan dilakukan dengan mata tidak berakomodasi. Gambar 2a Gambar 2b Bayangan lensa objektif harus diletakkan di titik fokus lensa okuler. ini berarti, titik fokus objektif berimpit dengan titik fokus lensa okuler. dengan demikian, panjang teropong atau jarak antara kedua lensa d adalah d = fob + fok Tanpa teropong, mata akan melihat dengan ukuran angular α, dan dengan teropong mata akan melihat dengan ukuran angular β, sehingga perbesaran angular teropong bintang adalah Untuk sinar-sinar paraksial, nilai sudut dalam radian hampir sama dengan nilai tangennya. Dari gambar 2b kita peroleh hubungan, Dan Jadi, perbesaran teropong bintang untuk mata tidak berakomodasi adalah Catatan Penggunaan normal teropong bintang adalah untuk mata tidak berakomodasi. jadi, jika di soal tidak disebutkan maka teropong dianggap digunakan dengan mata tidak berakomodasi. Pengamatan Teropong Dengan Mata Berakomodasi Masimum Untuk pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum maka bayangan benda oleh lensa objektif tidak tepat jatuh di fokus lensa okuler lihat gambar 3, Gambar 3 Oleh karena itu panjang teropongnya adalah d = fob + sok­ dengan sok diperoleh dengan menggunakan persamaan lensa tipis Dengan s’ok = - sn sn adalah jarak titik dekat mata pengamat. . 193 38 319 490 166 217 211 372

perbesaran anguler teropong bintang apabila